Wednesday, March 28, 2007

Guna Duit Seceng Di Jaman Sekarang Ini

Sudah beberapa bulan ini klakson motor gw tidak berfungsi dengan baik. Sebenernya masalah bukan pada klaksonnya tapi pada sistem kelistrikan motor yang kurang baik. Entah dari aki atau sekring.

Padahal klakson lumayan penting juga dalam perjalanan, terutama kalo mau nyalip atau ada sesuatu yang yang menghalangi dan tidak sadar kalau dia menghalangi (apa coba?) Biasanya gw cari jalan aman yaitu tidak usah membunyikan klakson sekalian atau kalau sudah mendesak terpaksa pake anggota tubuh ciptaan 4WI yang selama ini sudah terbukti berfungsi dengan baik alias mulut beserta apa-apa yang menyertainya untuk teriak "woi..ada motor nih" atau "woi..minggir klaksonnya mati nih" dan biasanya cara yang belakangan cukup berhasil.


Akhirnya penantian klakson gw berujung dengan happy ending. Kemarin motor dibawa ke bengkel resmi buat di servis. Masalah klaksonpun ikut dibawa-bawa. Hasilnya sungguh tidak dinyana tidak diduga, sore hari pas motornya mau bayar servis ke mba2 resepsionis -atau apalah itu namanya-


mba2: "cuma ganti sekring mba seribu"

gw: (g percaya dengan fungsi pendengaran yang emang punya riwayat g baik) "ha? seribu?"

mba2: "iya kanvas rem-nya (rem belakang juga sudah ga makan-red) g diganti"

gw: (masih g percaya dan ngintip dikit bonnya buat ngecek) "ya mba saya kirain kanvas remnya da mesti diganti"


Setelah transaksi selesai gw pun pulang sambil masih terheran-heran. Seribu? kata Mas Kardi--sepupu gw-- sekring yang bagus 40ribuan. Berarti daftar "Guna Duit Seceng Di Jaman Sekarang Ini" bertambah panjang. Yang lebih penting dari itu semua, it works!! Di perjalanan pulang, tidak betah ngeliat motor lelet tapi menuh-menuhin jalan, naluri nyalip gw muncul. Karena jalannya satu jalur dua arah dan seperti tadi yang udah dibilang -mudah-mudahan kalian menyimak- motor lelet itu menuh-menuhin jalan jadi gw harus mengeluarkan senjata--ampuh buat menyingkirkan ibu-ibu dan wanita tua tapi kadang nggak ampuh buat anak kecil yang lagi lari-larian apalagi kambing P'Umar yang nyari makan sehari-harinya di kuburan dari pinggir jalan-- yang selama ini mati suri.


Tiin...aje gile...bunyinya nyaring banget, gw yang punya sampe ikut kaget juga!! bahkan lebih nyaring dari tangisan Afaf yang ogah gw cium tapi tetep gw cium secara paksa!!! Waah selamat datang kembali bunyi klansonku, selamat datang di jalan raya yang kejam ini *menyeringai*

jejak kelicikanku..

Dulu, waktu aku masih kelas 6 SD, kita sekelas diberi tugas oleh guru KTK untuk menghias kendi. Aku bermaksud untuk menghias kendi dengan menempeli permukaannya dengan biji-bijian yang diatur sehingga menjadi gambar bunga.

Akhirnya siang itu, aku dan teman dekatku waktu kelas 6 SD, Utami, pergi mencari biji-bijian berwarna merah. Lokasi pohonnya sekitar 500m dari rumah --mudah-mudahan bener, maklum g bawa meteran-- Waktu kita lagi asik mungutin biji-bijian yang pada berjatuhan di tanah, tiba-tiba ada seorang bapak mengendarai motor menghampiri kami.

Dia bertanya pada kita, "de, kolam renang tirta yudha dimana sih?"

Kita -gw lupa tami pa gw sebenernya- jawab "disana pak -sambil nunjuk arah yang dimaksud- trus masuk ke dalem"

Sebenernya percakapan berikutnya aku agak lupa tapi kira-kira begini

bapak2: ya nih keponakan saya mo minta diajarin naik motor, tapi sekarang anaknya lagi berenang

kita b2: ooh..

bapak2: lw berdua lagi ngapain? ikut gw aja yuk anterin ke sana

kita berdua jadi bingung dan takut diculik sama ni bapak2

aku: bapak saya kantornya deket situ, dan belom pulang, ntar kalo kita ketemu saya takut dimarahin

bapak2: ntar gw kasih uang deh

seperti umumnya semua orang di dunia ini yang mudah tergiur dengan 4 kata itu, kita berduapun memiliki reaksi yang sama dan mulai berubah pikiran

Akhirnya singkat cerita kita berdua mau untuk nganterin bapak itu ke kolam renang. Tibalah saat kita mesti naik motor bapak itu. Dan kita berdua menemui permasalahan "siapa yang mo duduk di tengah?" (duduk di tengah berarti duduk tepat di belakang bapak itu -red)

Setelah kita berdua berdebat karena ga ada yang mau duduk di tengah, akhirnya kita sepakat untuk suit buat menentukan, yang kalah bakal duduk di tengah.

tu..wa.. ga..suit, ternyata aku yang kalah. Akhirnya aku naik ke motor duluan, tapi.. aku langsung duduk mundur ke belakang sedemikian ripa sehingga tidak ada space lagi buat orang lain duduk di belakangku. Utami yang ngeliat keadaan itupun jadi bingung

tami: majuan pem

aku: ga mau ah

tami: majuan cepet

Aku tetep kekeuh ga mau maju, akhirnya dengan gaya pasrahnya Utamipun menyerah dan duduk di tengah walaupun nyata-nyata dia menang suit tadi. Dan akupun tersenyum penuh kemenangan.

Kalau ingat tentang kisah ini, aku pasti berpikir "licik banget gw ya?.."

Monday, March 26, 2007

Akhirnya bisa juga....

Bismillahirrahmaanirrahiim ini blog pertama ku di blogspot.
Sebenernya bingung juga mo nulis apa...
mmhh.. kenapa dinamain pemikirulung?
sadarkah kalian nama depanku "pemi" jadi ditambahin deh belakangnya..
dari pada "peminta-minta" atau "pemiliksenyumindah" -yg belakangan gw sebut pasti langsung elo-elo pade g setuju kan?- yah kayanya pemikirulung yang paling bisa mewakili -???-
by the way, terima aja lah...