Monday, November 12, 2007

Tips Penting Buat Pembicara Dadakan

Tiga hari kemarin aku ikut acara pelatihan yang diadain BEM UI, tahukah anda, beberapa (aku ngga inget jumlah pastinya) dari pembicara memulai pembicaraannya dengan bilang "maaf kalau penyampaiannya saya ada yang kurang" atau "maaf kalau saya kurang persiapan" "karena saya baru dihubungi panitia semalam"

Bisakah anda bayangkan jika anda berada di posisi audiens saat itu? pasti jadi ngga semangat dan berpikir "yah" atau "huh" (seenggaknya gw begini). Bahkan ada seorang peserta yang ngeluh "dari kemarin begitu terus"

Nah, sodara-sodara yang mungkin suatu saat jadi pembicara dadakan, jadi ban serep, jadi akar (karena ngga ada rotan), kuberi tips penting! Jangan katakan itu diawal pembicaraan di depan audiens!

Ini menjadi sangat penting karena kata-kata itu dapat menurunkan semangat audiens, dan kalau udah ngga semangat, jadi kurang menyimak dan lebih parah, ngga mudeng sama yang diomongin. Bersikaplah seolah memang andalah pembicara yang direncanakan sejak awal, usahakan audiens tidak tahu.

Pemberitahuan bahwa anda baru dihubungi dsb bisa disampaikan di akhir pembicaraan. Dan sekali lagi tahukah anda dengan disampaikan hal ini di akhir justru dapat membuat audiens anda terpukau dan mereka jadi berpikir "gile, serepnya aja begini bagus, gimana pembicaranya aslinya" (ini bisa terjadi kalau anda benar-benar menyampaikan materi dengan bagus)

Nah, tips yang lumayan bagus kan? ampuh lho..

~ngga biasa jadi pembicara, biasa jadi audiens

Monday, November 5, 2007

Macam-macam Uang

“De’ uang apa yang bisa jalan?” kata mba-ku tiba-tiba. Hmm kalo dipikir keluargaku suka ngasih teka-teki tiba-tiba ya..tanpa ba-bi-bu sebelumnya

Apaan ya? Aku mikir, lama…
“tau ah..”

“Uangkutan umum”

“Ah, BT..”, denger jawabannya jadi BT, “gw BT bukan karena teka-tekinya mba, tapi BT karena jawaban segampang itu gw ngga bisa”

“gw kirain lo ngga pake mikir jawabnya de’, langsung bisa”

“uang apa yang luas?” aku gantian ngasih teka-teki, ngga mau kalah

“Uangkasa”

“Uang apa yang bikin capek”, aku keluarin teka-teki lagi karena yang tadi bisa dijawab

“Uangkat-angkat balok” mba-ku bisa jawab lagi

“Uang apa yang bisa ngangkat rumah dan pohon-pohon?” aku masih berusaha sampe dia ngga bisa jawab

Mba-ku bingung, “ga tau ah de“, akhirnya dia nyerah

“uangin puyuh” he..he..akhirnya aku menang

“uang apa yang ngga mungkin terjadi?”, aku masih ngga mau kalah

Mba-ku mikir..

“eh..eh..gw ralat deh, uang apa yang adanya pas lagi bengong?”

“apaan si?” mba-ku nyerah, kayaknya dia BT dengan pertanyaannya yang aneh..

“uangan-angan” he..he..”gw canggih kan mba, bisa langsung ngeluarin teka-teki bermacem-macem”

“halah” mba-ku ngga mau mengakui kehebatanku, menutup tebak-tebakan kita hari itu..

Ternyata Daun Ubi sama Daun Sirih Mirip ya?[Sebuah Catatan Kebodohan]

"Bapak nanem ubi jalar daunnya banyak banget ya, sampe ngerambat kemana-mana.." kata bapak di suatu malam.
Ha?! aku yang denger jadi kaget, "itu pohon ubi pak?"
"iya"
"beneran itu pohon ubi?" aku nanya berulang-ulang untuk menegaskan
"iya..kenapa sih?" bapak akhirnya kesel.
"Hmm soalnya waktu itu ada yang minta daun sirih dan kukasih daun itu, abisan kukira itu pohon sirih..."
Ha?!! gantian orang rumah yang pada kaget. "siapa yang minta?!"
"orang Rt 04.., udah agak lama sih.."
"pohon sirih mah di sebelah sana.." bapak menunjuk ke arah yang berlawanan dengan pohon ubi. "Trus jadi ga berkhasiat dong kalo pake daun ubi.." kata orang rumahku yang lain.
Aku bingung..mo gimana lagi..abis yang minta juga waktu itu bilang itu daun sirih ko..
Ternyata daun ubi sama daun sirih mirip ya? ko ga ada yang bilang-bilang sih?... Yang mau minta daun sirih pada dateng aja lagi..dijamin ga ketuker lagi deh sama daun ubi..--asal pohon sirihnya ga pindah dan ganti pohon lain--