Thursday, February 7, 2008

Untuk Semua Orang Baik Yang Kukenal

Ada berjuta orang baik yang tidak kita kenal, begitu kata Ahmad Zairofi. Semenjak sering berinteraksi dengan dunia maya saya semakin menyadari benarnya kata-kata ini.

Begitu banyak orang yang tidak kita kenal di dunia yang begitu luas ini. Sangat besar kemungkinannya mereka adalah orang yang lebih baik dari kita (dari berbagai aspek). Saya jadi ingat ketika dulu awal perkenalan saya dengan blog, saya suka sekali membaca blog orang lain. Dan betapa saya terkagum-kagum dengan sosok seorang mahasiswa UI dengan segala kelebihannya. Yah.. meskipun kemudian saya tidak lagi berkunjung kesana karena blog-nya jarang di-update dan beliau tidak pernah melakukan kunjungan balasan he..he.. *peace* (kecuali setelah orangnya sampai di negaranya Kakashi).

Lewat dunia maya juga saya jadi lebih sering berinteraksi dengan mantan teman sekelas yang padahal dulu waktu sekolah saya tidak pernah mengobrol satu katapun dengannya. Mungkin waktu 7 jam di sekolah masih kurang untuk memberi kesempatan saya berhubungan interpersonal dengan semua manusia lain di kelas. Waktu saya bilang padanya “nyesel lo baru kenal aku sekarang”, sebenarnya seharusnya sayalah yang menyesal karena terlambat mengenalnya dan menyadari kebaikannya. (jangan GR ya mel, tapi ente emang baik sekali hu..hu.. meskipun *** --gw sensor—haha)

Dan masih banyak lagi orang lain, yang saya kenal (mungkin tepatnya tahu) lewat tulisan-tulisannya di blog, lewat opini di milist, lewat obrolan via chatting. (ngga usah dibahas lebih lanjut yang ini ntar orangnya GR hue..he..)

Maka, kembali lagi ke kata-kata Ahmad Zairofi. Seperti perlombaan di awan yang gelap, begitulah hidup kita. Seiring dengan apa-apa yang kita lakukan untuk dunia dan akhirat kita, maka begitupun orang lain dengan usaha dan cara mereka masing-masing. Dengan menyadari ada begitu banyak orang yang tidak kita kenal, tapi mereka jauh lebih baik dari kita akan memicu kita untuk terus memperbaiki diri dan senantiasa tidak merasa cukup, merasa lebih baik karena kelak di akhiratlah penentuannya.

Terakhir, untuk semua orang baik yang kukenal, baik di dunia nyata maupun dunia maya, senang berkenalan dengan anda semua. Selamat memperbaiki diri (lagi dan lagi) dan semoga kita dikumpulkan di tempat yang baik nan kekal kelak.

Referensi:
Zairofi, Ahmad. 2006. Lelaki Pendek, Hitam, dan Lebih Jelek dari Untanya. Jakarta: Tarbawi Press.

No comments: