Friday, August 29, 2008

Satu-satu Gw Beresin

Mulai sekarang, blog ini akan saya kelola dengan lebih benar. Setelah masuk ke blogger lebih mudah, saya jadi berpikir untuk memulai lagi aktivitas nge-blog di sini. Tapi akhirnya terbentur dengan keterbatasan saya dalam hal mengedit dan sebagainya. Makanya template pun amat sederhana sekali. Sebenarnya sudah ada teman yang bersedia bantu "mengacak-acak" tapi berhubung dia sibuk, dan saya tidak terlalu suka jadi "tangan di bawah" maka saya bertekad akan melakukannya sendiri.

Oke..dimulai dengan adanya read more..yang akhirnya berhasi diadakan..hufff....dan selanjutnya

akan saya tambahkan hal-hal lain (sebenernya juga belom tau apaan aja). Baiklah..mari kita ramaikan blog yang sepi kaya kuburan ini. (bahkan kuburan di deket rumah gw juga ga sepi-sepi amat kaya gini lo..)

Semangat!! gaya superman mau terbang tapi ga pake celana dalem di luar hehehe

Tuesday, August 5, 2008

Spesial Untuk Yang Tidak Lolos SPMB -atau apapun namanya sekarang-

Waktu masih SMA, ketika mendengar atau berkenalan dengan orang yang tidak lolos SPMB (TL SPMB) saya langsung berpikir "ini orang pasti ga pinter". Tapi persepsi itu langsung berubah ketika saya mengalaminya sendiri di tahun 2004. Bukannya karena saya tidak mau dibilang tidak pintar -karena saya memang pintar hehe- tapi karena saya bisa melihatnya lebih dekat, dengan sudut pandang yang berbeda pula.

Seringkali orang menilai keberhasilannya belajar di SMA adalah dengan kelolosannya di SPMB. Waktu MOS (Masa Orientasi Sekolah) SMA seorang teman sekelas menjawab "biar diterima di PTN" waktu ditanya kenapa memilih SMA ini. Seorang senior di REMAS (ekskul saya waktu SMA) menilai salah satu prestasi REMAS dan menyampaikannya ke adik-adik kami yang masih SMA dengan presentase anggota REMAS angkatannya yang lolos SPMB, saya yang mendengarnya agak risih dan berbisik ke teman saya yang juga TL SPMB "kita cuma beban statistik ya pi". Makanya tak heran kalau sampai ada seorang teman kelas 3 dulu, yang TL SPMB dan akhirnya masuk PTS, malu untuk datang reuni karena merasa inferior dibanding teman-teman sekelas yang lain.

Tahun 2004, ketika saya tidak menemukan nama saya di koran, saya merasa kaget dan tidak percaya apalagi skor SPMB saya --dicek di NF-- tidak pernah di bawah 750. Dan skor saya itu masih lebih tinggi dibanding teman-teman yang namanya tercantum di koran. Tapi akhirnya saya bisa menerima, setelah saya membuat list hal-hal yang jadi bisa saya lakukan karena TL SPMB, mengingat orang-orang yang saya kenal yang juga TL SPMB dan menyadari bahwa teman senasib saya lebih banyak dibandingkan yang lolos.

Meskipun saya akhirnya lolos di tahun 2005 tapi saya tetap merasa lebih dekat dengan orang-orang yang TL SPMB. Mungkin kalau di sebuah acara, orang-orang yang ada di situ diminta memisahkan diri antara yang lolos dan TL SPMB, saya secara otomatis akan bergerak ke barisan TL SPMB. Bukan karena tidak bersyukur, tapi karena memang kegagalan itu banyak memberi kesan untuk saya.

Tanggal 1 kemarin, saya begitu merasa tersentuh melihat iklan sebuah produk teh di koran yang mencantumkan kelulusan. Di situ ditulis daftar plan dengan plan pertama yang bertuliskan lolos SPMB yang dicoret dan tulisan di pojok kiri bawah "apapun rencananya yang penting serius ngejalaninnya" (kira-kira begitu redaksinya). Saya jadi bernostalgia ke hari-hari di Agustus 2004.


TL SPMB bukanlah hal yang hina, tidak membuat kita lebih rendah dari orang lain, tidak membuat hidup kita berakhir dan menutup peluang keberhasilan di masa depan. Kegagalan adalah sebuah tarbiyah dari ALLAH. Kegagalan seringkali membuat kita lebih dewasa, membuat kita kembali menunduk ke bumi dan menyadari bahwa hidup ini tidak sendiri dan ada orang-orang lain yang lebih utama dari kita. Kegagalan juga membuat kita lebih menikmati keberhasilan ketika memperolehnya.

Maka, untuk teman-teman yang diberi hadiah oleh ALLAH dengan kelolosan di SPMB, janganlah memandang orang yang TL SPMB lebih rendah dan merasa lebih mulia dari mereka. Cobalah untuk berempati karena ada seorang teman yang sampai BT setengah mati pada temannya yang selalu menceritakan dengan berlebih-lebihan tentang kehidupan kampus dan hari-harinya sebagai mahasiswa baru di depan dirinya yang TL SPMB. Padahal, keberhasilan kalian sesungguhnya tidak ada apa-apanya tanpa pertolongan ALLAH.

Meminjam kata-kata Sherina "Lihatlah lebih dekat dan kau akan mengerti"