Friday, December 21, 2007

Kebersamaan Itu Lebih Singkat, Maka Manfaatkanlah..(Sebuah tulisan untuk kakakku tersayang)


Lamanya kita bersama itu lebih singkat dari lamanya ketidakbersamaan kita, maka manfaatkanlah...

Denger kata-kata ini dari seorang selebritis di sebuah infotainment bertahun-tahun yang lalu. kalau kupikir kata-kata ini benar sekali, kalau konteksnya adalah kebersamaan dengan manusia.

Kata-kata ini biasanya aku inget kalau akan atau sedang menemui momen perpisahan. Seperti saat seperti ini, setelah salah satu kakak perempuanku menikah.

Lazimnya, setelah menikah seserang akan pindah dari rumah (apalagi perempuan) bersama pasangannya. Mba-ku pun demikian. Tidak lama lagi dia pun akan pergi dan tinggal bersama kami lagi.

Meskipun sebenarnya segera dipertemukannya dia dengan jodohnya adalah salah satu doa yang palinh sering kupanjatkan. Namun momen-momen perpisahan seperti ini ma tidak mau membuatku sedih juga. Dirumahku akan berkurang seorang penghuni, yang bukan cuma kakak buatku, tapi juga teman, sahabat, rekan seperjuangan, donatur, kreditur, debitur, murobbi, guru, murid, muwajih, "tong sampah", bahkan pasien.

Maka yang tersisa saat ini hanyalah penyesalan, karena tidak memanfaatkan waktu kebersamaan kami dengan baik.

Bahkan mamapun merasa kesepian dan bilang "sepi ya..biasanya abis sholat (Ied) langsung pada ngumpul, pada makan bareng-bareng, sekarang....", sampe siang mama juga masih nanya-nanya "Zaki kok ngga kesini ya? mba Dwi kok ga pulang aja sih sebentar, ngambil ketupat sama sayur abis itu kan bisa balik lagi..". Yah lagian mama juga sih, udah tau anak tinggal dua masih masak dengan porsi anak lima. Kalo gini aku yang repot mesti makan mulu, ngabisin jatah mereka biar ngga mubazir. Huh..kapan kurusnya gue?

Kembali ke perpisahan..karena ini adalah sebuah keniscayaan, akupun harus bisa menerima, hanya doa yang bisa kupanjatkan semoga mereka semua dianugerahi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. (Semoga aku juga nanti)

Dirumah masih ada 1 lagi tuh yang udah mesti nikah juga, semoga segera..amin..

Sejuta Rindu Untuk Ayah


Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu


Sebenarnya perjalanan kami ke Kampung Naga kemarin berlangung biasa saja, diisi dengan nyanyi-nyanyi bareng, lagu yang 99,9% anak reguler UI tau seperti Genderang UI, Keroncong Kemayoran, Totalitas Perjuangan, Selamat Datang Pahlawan Muda sampe Balonku Ada 5 dengan nada Gaaudeamus Igitur, sibuk ngeledekin saya yang terbukti paling pelor diantara semuanya karena saya mulai tidur bahkan sebelum bisnya mulai jalan sampe ngga ikut berdoa bareng. Tapi kemudian perjalanan saya ini kemudian menjadi tidak biasa ketika tiba-tiba nyanyian kami diinterupsi oleh seorang teman "teman-teman kita berhenti sebentar ya, pak supirnya mau ketemu bapaknya sebentar", dan kemudian bis kamipun menepi.

Di pinggir jalan ada seorang bapak tua berkoko coklat dan berpeci, dengan dirinya yang tidak lagi tegak, gemetar, ditemani seorang pria yang lebih muda memegang tangannya.

Kau nampak tua dan lelah keringat mengucur deras Namun kau tetap tabah Meski nafasmu kadang tersengal Memikul beban yang makin sarat Kau tetap bertahan
Supir kami menghampiri bapak itu, mencium tangannya, dan bersalaman dengan pria di sebelahnya. Kemudian terlihat mereka mengobrol-ngobrol sebentar. Kami yang melihat peristiwa itu seperti sedang menonton adegan mengharukan di sinetron. Beberapa berseru "so sweet" , beberapa berkata "udah pak lama juga ngga papa, ngga usah buru-buru pak" meskipun kami tau supir kami tidak akan mendengarnya, ada yang matanya berkaca-kaca, bahkan ada yang menangis.

Saya jadi teringat bapak dirumah. Bapak yang telah begitu banyak jasanya pada saya. Bapak yang sama sekali tidak bisa dibilang muda lagi. Bapak saya yang di usianya sekarang, seharusnya tinggal duduk manis di rumah dan bercanda dengan cucu, masih punya tanggungan membiayai kuliah anak bungsunya yaitu saya. Semoga Allah SWT mengampuni dosanya, menyayanginya sebagaimana dirinya menyayangi saya diwaktu kecil (sampai sekarang) dan mengumpulkan kami di jannahNya kelak.

Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari Kini kurus dan terbungkuk Namun semangat tak pernah pudar Meski langkahmu kadang gemetar Kau tetap setia
Sampai saat ini saya masih tinggal dengan Bapak (Allah tidak mengijinkan saya kuliah di luar Jakarta selain Depok). Jadi saya belum pernah tidak bertemu bapak untuk waku yang lama (rekornya 20 hari waktu jadi relawan di Klaten tahun lalu). Maka sebenarnya saya tidak pernah mengalami sendiri lama tidak bertemu orang yang sangat berjasa dalam hidup kita itu.

Tapi saya bisa memahami yang dirasakan supir kami itu. Sampai-sampai dia meminta bapaknya menunggu di pinggir jalan karena dia akan melewatinya. Hanya utnuk bertemu sebentar, cium tangan dan sekedar bertanya kabar. Untuk melihat bahwa sang bapak baik-baik saja dan untuk memperlihatkan bahwa dirinyapun baik-baik saja. Karena pertemuan beberapa menit itu pasti berjuta-juta nilainya.

Ayah dalam hening sepi kurindu Untuk menuai padi milik kita Namun kerinduan tinggal hanya kerinduan Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Monday, December 17, 2007

Bahkan Tahi Burung Juga Kompensasi

Pertama kali terkesan dengan kata kompensasi waktu kenaikan kelas 3 SMA dulu. Seorang teman tidak beruntung karena nilai fisikanya jelek padahal dia ingin sekali masuk IPA, orangtuanya juga berharap demikian. Akhirnya temenku ini dateng kerumah gur fisikanya dan mencoba melobi agar gurunya ini mau menaikkan nilainya. Guru fisikanyapun bersedia, tapi dengan syarat "ya..asal ada kompensasinya...kamu ngerti kan?" Karena temanku tidak mau memberikan kompensasi sesuai dengan yang guru itu minta, akhirnya tahun terakhirnya di SMApun dihabiskan di kelas IPS.

Tahun 2005 juga Indonesia dihebohkan dengan kompensasi. Pemerintah membuat kebijakan untuk mengurangi subsidi BBM dan mengalihkannya ke tempat lain. Alhasil harga BBMpun melambung. Subsidi BBM yang dialihkan, kemudian disebut kompensasi, juga membuat kehebohan di beberapa tempat. Beberapa berita menyebutkan terjadi kerusuhan kecil atau desak-desakan yang diikuti lauka-luka di beberapa lokasi tempat dana kompensasi dibagi.

Begitulah hidup ini, segala hal memang ada kompensasinya. Mau masuk surga, kompensasinya ya kita harus bertaqwa agar Allah juga akhirnya berkenan memberikan rahmatNya. Mau kaya, kompensasinya harus giat cari uang --atau giat cari suami kaya. Mau pinter harus belajar --Tuk Bayan Tula aja tau. Sampe mau kurus juga ada kompensasinya, betapa banyak cewek-cewek yang masuk rumah sakit karena cara dietnya yang tidak sehat.

Hal-hal sederhana dalam kehidupa sehari-haripun tidak terlepas dari perkara kompensasi ini. Seperti biasa, kalau aku cari tempat parkir, biasanya cari yang "adem", yang terlindung dari sinar matahari langsung. Parkiran di kampus tidak ada atapnya maka tempat yang adem adalah di bawah pohon. Nah, disinilah letak kompensasinya. Karena di bawah pohon, seringkali jok motorku kena tahi burung yang b*rak di atas pohon, pernah sampe 3 buah, eh potong, eh apaan sih satuannya mestinya? Kalau sudah begini bakal repot banget, mesti cari cewek-cewek yang bawa tisu (aku bukan jenis cewek yang begini), basahin tisunya dan mulai membersihkan. Bahkan repot yang kurasakan juga kompensasi yang harus kubayar agar rok atau bajuku tidak kena najis itu.

Wednesday, December 12, 2007

Karena Kita Hanya Bisa Berencana

Kalau saya pribadi sering sekali ketemu momen yang bikin saya bilang "yah, manusia hanya bisa berencana, selebihnya Allah menentukan". Tidak mesti dalam peristiwa-peristiwa besar dalam hidup, karena sepertinya memang belum ada peristiwa besar dalam hidup saya, tapi sekedar hal-hal ringan saja. Misalnya hari ini, entah sudah keberapa kalinya saya tidak bisa pulang, terjebak hujan di kampus. Padahal rencana awalnya banyak sekali, pengen pulang belajar, ngajar privat, ke bank, ke perpus pusat, wah macem-macem lah. Tapi kalau melihat hujannya deras begitu, akhirnya saya batalkan semua, dan biasanya akhirnya semua rencana itu kandas dan diganti dengan ngenet, chatting, browsing, blogwalking sampe kedinginan di perpus atau labkom. Sama dengan keluhan temen SMA saya waktu chatting tadi yang bingung karena rencana pulang cepatnya untuk istirahat dan menyimpan energi buat besok gagal total karena hujan besar.

Saya juga sering menuliskan apa yang mau dilakukan dalam hari ini di sebuah buku kecil. Pernah suatu hari rencana saya banyak sekali, dari janjian pagi-pagi sebelum kuliah dan pulang kuliah, mau kumpul bareng temen-temen ROHIS kelas, berobat ke PKM, beli alat tulis ke stasiun UI, dll dan akhirnya semuanya gagal karena hari itu, teman saya meninggal mendadak terserempet kereta api dalam perjalanannya ke kampus. Kuliah kami batal, termasuk semua agenda saya dan kami semua kerumahnya, melihat semua proses pemakamannya, mengantarnya ke kuburnya. Bahkan rencana kami suatu hari main ke pulau Lombok bersama-samapun tidak akan bisa di realisasi.

Dulu, jaman nomer CDMA saya masih bisa dipake, rencana awal pulsa yang di CDMA saja yang dihabiskan, pulsa GSM-nya diirit-irit. Tapi kenyataan begitu pahit. Karena ripuh mau turun dari metromini, tidak sadar HP GSM saya kepencet dan akhirnya terkirimlah banyak sms kosong ke nomor pertama di phonebook. Dan pulsapun berkurang dengan lancar tanpa manfaat apa-apa, pulsa yang saya irit-irit biar yang CDMA saja yang habis. Miris..

Atau yang agak konyol, biasanya saya membuat rencana yang berhubungan dengan penampilan kalau mau libur panjang, "pokoknya gw liburan mo mutihin kulit, ngga usah kemana-mana, ngga kepanasan, jadi pas masuk muka gw udah putih" saya sesumbar ke temen-temen kampus. Tapi kemudian agenda liburan banyak sekali, ada aksi-aksi mahasiswa turun ke jalan, ikutan kampanye seorang calon kandidat gubernur, asik konvoi bareng simpatisan, dan lain-lain yang semuanya bikin muka saya alih-alih mau putih malah bertambah gosong.

Yah begitulah manusia, hanya bisa berencana, selebihnya Allah yang menentukan.

Thursday, December 6, 2007

Pak, Bu, Menuntun Anak Juga Ada Ilmunya

Mengasuh dan membesarkan anak bukanlah perkara mudah, apalagi kalau targetnya bukan sekedar membesarkan tapi ingin membentuk generasi yang lebih baik dari kita. Sayangnya perkara tidak mudah ini tidak ada pendidikan khususnya. Tidak ada instansi pendidikan manapun yang memiliki kekhususan pendidikan untuk orang tua.

Menurutku, membesarkan anak (dengan targetan membentuk generasi yang lebih baik) sama seperti keperawatan, merupakan kumpulan art and science. Karena setiap anak itu memiliki keunikan masing-masing maka kadang penerapan untuk anak yang satu belum tentu pas dengan anak yang lain, tidak hanya menggunakan science tapi juga art untuk penyesuaiannya.

Begitu kompleksnya mengasuh anak sampai menuntun anak di pinggir jalan juga ada ilmunya lho pak, bu. Seharusnya kalau berjalan berdua dengan anak di pinggir jalan (yang dilalui kendaraan) maka jangan tempatkan anak di sisi yang berbatasan langsung dengan jalan. Kelihatannya sepele, tapi cukup penting lho, dan ternyata banyak orang tua yang tidak "ngeh" dengan hal ini.

Sebagai seorang pengendara, saya jadi sering was-was (kalau bahasa orang rumah teratapan) kalau melintas di jalan yang pinggirnya ada anak-orangtua yang berjalan dengan posisi yang salah. Seringkali diperparah dengan posisi mereka yang terlalu ke "tengah".Kalau seandainya terjadi sesuatu maka yang terkena bahaya adalah sang anak, terserempet atau bahkan tertabrak. Seharusnya orangtua, yang bertanggung jawab melindungi anaknya, berjalan di antara sang anak dan jalan raya jadi kalu ada apa-apa si orang tua yang kenyataannya lebih kuat, sigap, aware, bisa jadi "tameng" untuk anaknya.

Saya jadi ingat peristiwa ditembakinya Al Durra dan ayahnya oleh tentara Israel didepan wartawan-wartawan. Durra ditempatkan ayahnya ditengah antara tembok pendek dan dirinya dengan asumsi Durra jadi terlindung dari dua sisi. Meskipun akhirnya Durra meninggal dan ayahnya selamat, tapi setidaknya sang ayah sudah berusaha keras melindungi anaknya. (Aduh, saya jadi pengen nangis kalo inget peristiwa ini)

Jadi bapak ibu sekalian, mulai saat ini, jika anda pejalan kaki atau mengalami kesempatan utuk berjalan kaki, mulailah untuk menuntun anak dengan posisi yang benar. Jangan sampai suatu saat anda menyesal hanya karena berjalan di posisi yang salah atau sibuk menyalahkan pengendara yang tidak kalah teledor dari anda sebenarnya.

Tips Menghilangkan Ngantuk Saat Ceramah/Kuliah/Materi

Adalah hal yang manusiawi kalo kita jadi ngantuk kalo mendengarkan ceramah, kuliah atau materi. Apalagi kalau dari awal kita kurang tertarik dengan yang disampaikan, dan diperarah dengan gaya penyampaian yang monoton. Berikut tips buat menghilangkan ngantuk, berdasarkan pengalaman pribadi

  • Baca ta'awudz, istighfar, mohon pada Allah untuk dijauhkan dari godaan syetan karena syetan ngga suka ngeliat kita beribadah, makanya dia mencoba menghalangi dengan membuat kita ngantuk. Bisa juga minta beberapa orang membaca ayat kursiy, lebih bagus lagi kalau dipimpin oleh pembicaranya langsung.
  • Anggap hal yang sedang disampaikan adalah hal yang sangat menarik, terserah gimana caranya, coba inget pengalaman pribadi yang mungkin nyambung dengan pembicaraan (cara yang susah sebenernya) Bisa juga bayangkan bahwa pembicara adalah magnet dan anda adalah peniti, atau pembicara adalah kerbau dan anda adalah bajak, atau hal yang biasanya tarik-menarik lainnya.
  • Sibukkan diri, jangan cuma diem dengerin pembicara. Coba nyatet, atau nulis-nulis apalah, ngitung utang, makan kuaci, nyari kutu di kepala temen bisa jadi alternatif.
  • Keluar sebentar, coba jalan-jalan beberapa meter. Liat-liat kelas lain, liat parkiran ngecek motor masih ada apa ngga, atau liat kantin kali aja ada yang jaga butuh bantuan ngulek bumbu. Tapi jangan jalan ke labkom atau perpus, apalagi kalo disana ada internet nganggur, karena anda bisa nyangkut dan ngga balik ke kelas lagi. Tapi kalaupun anda nyangkut, ngantuk anda pasti ilang dan ngga muncul lagi.
  • Cobalah mengobrol sedikit dengan orang sebelah, obrolin hal-hal menarik atau sedikit lucu, buat penyegaran. Atau bisa juga diskusikan sedikit apa yang pembicara barusan sampaikan. Jangan kepanjangan, nanti anda bisa didaulat untuk menggantikan pembicara di depan, juga jangan kekencengan nanti anda disangka lagi orasi di depan gedung DPR.
  • Keluar sebentar dan lakukan aktivitas fisik, misalnya lari-lari ngelilingin lapangan (gw pernah melakukannya, beneran!) Begitu selesai dan kita balik lagi ke ruangan, kita ngga bakalan sempet ngantuk lagi, karena kita akan sibuk kipas-kipas atau ngelap-ngelap keringet yang berucucuran.
  • Ngga usah cuci muka, aku sangat tidak menyarankan, karena biasanya kalau aku pribadi ngga mempan dengan cara ini, ngantuknya tetep nempel. Kecuali kalo sebelum nyuci muka kita nguras bak mandi atau nyikatin kloset dulu, itu lain perkara. Atau lebih heboh lagi air yang kita pake nyuci muka kita dapet dari 7 sumur yang berbeda, ditambah dengan kembang 7 rupa yang didapat dari 7 taman, dengan sabun dari 7 merk yang berbeda.
  • Sambi dengan ngemil atau makan, tapi bukan sembarang makanan. Cari makanan yang keras (yang mecahinnya aja pake tang atau linggis) atau makanan yang pedas (yang bisa bikin mulut anda mengeluarkan api saking pedasnya)
  • Minta teman sebelah anda untuk mengagetkan anda. Minta dikagetkan di saat yang tepat, saat diamana anda benar-benar akan jatuh tertidur, trus pilih orang yang bisa mengagetkan dengan baik karena biasanya temen-temenku pada ngga tegaan kalo diminta ngagetin yang ada mereka bukannya ngagetin malah menambah inspirasi baru buat mimpi anda nantinya. Lebih bagus lagi kalau teman anda mengagetkannya ngga cuma bermodal mulut tapi juga alat yang berisik kaya kentongan, sirine, peluit, atau bayi yang dicubit.


Segitu dulu deh, kapan-kapan ditambahin lagi kalo inget atau dapet cara baru. Silakan mencoba, jangan diliat dari bumbunya, liat dari main topicnya

Monday, November 12, 2007

Tips Penting Buat Pembicara Dadakan

Tiga hari kemarin aku ikut acara pelatihan yang diadain BEM UI, tahukah anda, beberapa (aku ngga inget jumlah pastinya) dari pembicara memulai pembicaraannya dengan bilang "maaf kalau penyampaiannya saya ada yang kurang" atau "maaf kalau saya kurang persiapan" "karena saya baru dihubungi panitia semalam"

Bisakah anda bayangkan jika anda berada di posisi audiens saat itu? pasti jadi ngga semangat dan berpikir "yah" atau "huh" (seenggaknya gw begini). Bahkan ada seorang peserta yang ngeluh "dari kemarin begitu terus"

Nah, sodara-sodara yang mungkin suatu saat jadi pembicara dadakan, jadi ban serep, jadi akar (karena ngga ada rotan), kuberi tips penting! Jangan katakan itu diawal pembicaraan di depan audiens!

Ini menjadi sangat penting karena kata-kata itu dapat menurunkan semangat audiens, dan kalau udah ngga semangat, jadi kurang menyimak dan lebih parah, ngga mudeng sama yang diomongin. Bersikaplah seolah memang andalah pembicara yang direncanakan sejak awal, usahakan audiens tidak tahu.

Pemberitahuan bahwa anda baru dihubungi dsb bisa disampaikan di akhir pembicaraan. Dan sekali lagi tahukah anda dengan disampaikan hal ini di akhir justru dapat membuat audiens anda terpukau dan mereka jadi berpikir "gile, serepnya aja begini bagus, gimana pembicaranya aslinya" (ini bisa terjadi kalau anda benar-benar menyampaikan materi dengan bagus)

Nah, tips yang lumayan bagus kan? ampuh lho..

~ngga biasa jadi pembicara, biasa jadi audiens

Monday, November 5, 2007

Macam-macam Uang

“De’ uang apa yang bisa jalan?” kata mba-ku tiba-tiba. Hmm kalo dipikir keluargaku suka ngasih teka-teki tiba-tiba ya..tanpa ba-bi-bu sebelumnya

Apaan ya? Aku mikir, lama…
“tau ah..”

“Uangkutan umum”

“Ah, BT..”, denger jawabannya jadi BT, “gw BT bukan karena teka-tekinya mba, tapi BT karena jawaban segampang itu gw ngga bisa”

“gw kirain lo ngga pake mikir jawabnya de’, langsung bisa”

“uang apa yang luas?” aku gantian ngasih teka-teki, ngga mau kalah

“Uangkasa”

“Uang apa yang bikin capek”, aku keluarin teka-teki lagi karena yang tadi bisa dijawab

“Uangkat-angkat balok” mba-ku bisa jawab lagi

“Uang apa yang bisa ngangkat rumah dan pohon-pohon?” aku masih berusaha sampe dia ngga bisa jawab

Mba-ku bingung, “ga tau ah de“, akhirnya dia nyerah

“uangin puyuh” he..he..akhirnya aku menang

“uang apa yang ngga mungkin terjadi?”, aku masih ngga mau kalah

Mba-ku mikir..

“eh..eh..gw ralat deh, uang apa yang adanya pas lagi bengong?”

“apaan si?” mba-ku nyerah, kayaknya dia BT dengan pertanyaannya yang aneh..

“uangan-angan” he..he..”gw canggih kan mba, bisa langsung ngeluarin teka-teki bermacem-macem”

“halah” mba-ku ngga mau mengakui kehebatanku, menutup tebak-tebakan kita hari itu..

Ternyata Daun Ubi sama Daun Sirih Mirip ya?[Sebuah Catatan Kebodohan]

"Bapak nanem ubi jalar daunnya banyak banget ya, sampe ngerambat kemana-mana.." kata bapak di suatu malam.
Ha?! aku yang denger jadi kaget, "itu pohon ubi pak?"
"iya"
"beneran itu pohon ubi?" aku nanya berulang-ulang untuk menegaskan
"iya..kenapa sih?" bapak akhirnya kesel.
"Hmm soalnya waktu itu ada yang minta daun sirih dan kukasih daun itu, abisan kukira itu pohon sirih..."
Ha?!! gantian orang rumah yang pada kaget. "siapa yang minta?!"
"orang Rt 04.., udah agak lama sih.."
"pohon sirih mah di sebelah sana.." bapak menunjuk ke arah yang berlawanan dengan pohon ubi. "Trus jadi ga berkhasiat dong kalo pake daun ubi.." kata orang rumahku yang lain.
Aku bingung..mo gimana lagi..abis yang minta juga waktu itu bilang itu daun sirih ko..
Ternyata daun ubi sama daun sirih mirip ya? ko ga ada yang bilang-bilang sih?... Yang mau minta daun sirih pada dateng aja lagi..dijamin ga ketuker lagi deh sama daun ubi..--asal pohon sirihnya ga pindah dan ganti pohon lain--

Friday, July 6, 2007

Pake Gigi atau Ga Pake Gigi Damai Aja Lah..

Beberapa hari yang lalu, waktu saya mau keluar dari parkiran FE UI seorang satpam pengendara motor automatic--selanjutnya kita sebut MotorGaPakeGigi(MGPG)--meledek temannya yang mengendarai MotorPakeGigi(MPPG) dengan gurauan "hari gene masih pake gigi?", saya yang juga pengendara MPGpun tersenyum mendengarnya. Akhir-akhir ini, memang mulai bermunculan ledekan-ledekan seperti itu.

Dalam perjalanan pulang kemarin, saya melihat sebuah sticker di MGPG bertuliskan "hari gini masih over gigi?", yang membuat pikiran saya di sepanjang perjalanan berikutnya dengan penuh dengan flash back suka-dukanya ngover gigi. Tapi tiba-tiba saya disalip oleh sebuah MPG dengan stiker bertuliskan "hari gini ga pake gigi...ompong kali..." ha..ha.. kali ini saya tersenyum riang, akhirnya ada pembelaan dari juga dari komunitas MPG.

Dulu, waktu baru belajar mengendarai motor, over gigi memang kegiatan yang cukup merepotkan. Kalau melewati polisi tidur (poldur) mengerem sedimikian rupa sehingga kecepatannya cukup, menginjak rem secukupnya diatas poldur agar rem tidak mentok ke aspal, dan megover gigi adalah 3 hal yang sangat complicated yang harus dilakukan pada waktu bersamaan. Lebih repot lagi kalau mau masuk gang rumahku, ngerem, nyalain lampu, menghindari palangan dan got dan mesti ditambah nurunin gigi sekaligus. Seorang teman yang sedang belajar motorpun mengeluhkan hal sama.

Tapi kalau sudah biasa, nurunin gigi tidak lagi menjadi soal, mengalir saja. Sayangnya sampai saat ini saya belum pernah mengendarai MGPG, jadi tidak bisa membandingkan mana yang lebih asik.

Yang pasti, kalau mau ikut lomba 17-an, pake gigi lebih asik, karena makan kerupuk, gigit kelereng, apalagi gigit uang tidak pakai gigi akan memperkecil peluang kita dipanggil naik ke atas panggung waktu penyerahan hadiah.

Wednesday, July 4, 2007

Hati-hati, PDKT Bermodus Salah Kirim SMS

Dalam dunia per-SMS-an, mungkin kita pernah mengalami salah ngirim SMS. Biasanya salah kirim SMS bisa terjadi karena nama atau inisial yang mirip, ber-SMS dengan lebih dari 1 orang dalam waktu yang bersamaan, salah memilih SMS di inbox waktu mau me-reply atau waktu kita mau milih nomor di phonebook kita sedang memikirkan nama seseorang. Tapi tidak semua salah kirim SMS disebabkan ketidaksengajaan, ada lho..orang yang pura-pura salah ngirmi sms karena dia suka dengan orang yang bersangkutan atau sekedar pamer.

Dulu, seorang cewek pernah cerita bahwa dia mendapat sms dari seorang cowok yang isinya bernada bisnis atau yang lainnya yang tidak ada hubungannya dengan dia. Mula-mula si-cewek menyangka sms itu sampai karena salah kirim, tapi karena kejadiannya tidak hanya sekali dua kali, tapi sering akhirnya dia berkesimpulan bahwa cowok ini memang sengaja mengirimnya ke dia. Belakangan juga diketahui si cowok-pengirim-sms-pura-pura-nyasar (CPSPPN) suka dengannya dan serius mau nikah, bahkan si CPSPPN sampai berhasil berhenti merokok padahal dosisnya sampai 1 slop (kalo ga salah namanya itu) sehari karena si cewek tidak suka dengan pria perokok (he..gw juga engga).

Akhir-akhir ini, cewek lain mengalami kejadian serupa. Dia sering mendapat sms "ga nyambung" dari seorang teman ngajarnya. Bahkan setelah berkali-kali pura-pura salah kirim sms, suatu hari masuk sebuah sms berbunyi "ummi xxx (nama cewek ini) kayanya saya ga bisa sama akhwat lain, nanti kalo saya udah siap saya datang kerumah". dapet sms aneh begitu cewek inipun kaget, apalagi selama ini dia tidak pernah menjalin hubungan apapun dengan cowok ini --selanjutnya kita sebut Ikhwan-Ganjen-Pura-pura-Salah-Ngirim-Sms (IGPSNS) selain hubungan kerja, akhirnya si cewek membalas "apa sih maksudnya? saya ga ngerti" dan kemudian dibalas "afwan, salah ngirim" (???) sms salah kirimpun ga berhenti sampai disitu, cewek ini masih sering dapat sms-sms aneh bahkan kadang kosong dengan diikuti sms "afwan, salah ngirim". Si cewekpun mengambil inisiatif "daripada salah kirim terus mendingan no hp saya dihapus aja", IGPSNSpun menjawab dengan kata-kata yang ga masuk akal, kebohongan yang ga profesional, tipuan yang ga asik.."udah saya hapus..tapi udah hapal.." ???? hu..hu..kalo ada penonton IGPSNS pasti langsung disorakin..mana bisa salah masukin nomer tapi dari memori yang ada di otak, bukan dari memori yg udah tersimpen di hp yang kalau kita mau masukin ga pake mikir atau mengingat lagi....mana bisa mengingat no hp yang banyak dan diketik waktu mau ngirim sms tanpa sadar bahwa itu adalah nomor yang salah...dipikir dari mana juga ga mungkin....kasihan sekali IGPSNS ini...kalo mau bohong yang intelek dikit dooong...

Maka wahai kalian cewek atau cowok yang berada dimanapun, yang berpeluang disukai oleh seseorang, yang mungkin saja seseorang itu melakukan PDKT dengan modus salah ngirim sms, waspadalah..waspadalah...

Wednesday, June 20, 2007

Wanita Berjilbab Datang ke Rumah = Tukang Minta Sumbangan

Sepakat atau tidak tapi memang itulah persepsi sebagian besar masyarakat. Yang berpengalaman door to door untuk alasan apapun pasti bisa merasakan. Dulu waktu saya masih SMA, saya pernah menjadi surveyor dari BPS untuk survei penduduk sekaligus pendataan pemilih PEMILU 2004. Untuk itu, saya datang kerumah-rumah untuk mendata ke masing-masing keluarga siapa saja anggotanya. Salah satu kepala keluarga yang saya data ternyata karyawan SMA 39, penjaga koperasi. Waktu kami bertemu di koperasi, dia merasa familiar dengan saya, dia bilang "kayanya pernah ketemu ya mba?", saya mengiyakan, "oya waktu itu mba minta sumbangan ke rumah saya". Malas memperpanjang kalam, saya dan seorang temanpun keluar dari koperasi. Teman saya bertanya "minta sumbangan apaan pe kerumah dia?", saya jawab "ga gw ga minta sumbangan, gw nyurvei penduduk, biasalah orang Indonesia ngeliat yang pake kerudung langsung nyangka mo minta sumbangan, padahal jelas-jelas engga", "parah banget ya" teman saya menanggapi.

Beberapa bulan lalu juga saya kembali melakukan door to door untuk survei pendapat penduduk Jakarta tentang ibukota yang mereka tinggali. Tidak jarang kami berdua, waktu itu saya survei bersama teman yang juga berjilbab, disangka minta sumbangan. Di salah satu rumah penghuninya tidak juga keluar meskipun sudah mendengar salam kami, rupanya dia sedang sibuk mencari recehan di dalam rumah, tidak sabar akhirnya saya bilang dari luar pagar "mba, kita ga pengen minta sumbangan ko!" si empunya rumah dengar dan keluar "oh iya, terus mau ngapain?"

Beberapa pekan lalu juga saya melakukan door to door berdua dengan rekan yang juga berjilbab. Ada sebuah rumah yang penghuninya benar-benar tidak mau mempersilahkan kami masuk, cenderung curiga dan bilang "kenapa ga kerumah bu RT aja sih?" setelah kami menjelaskan maksud kami baru dia bisa sedikit menerima. Tidak jarang jawaban dari dalam rumah yang kami dengar setelah jawaban salam adalah "maaf aja mba.." padahal jelas-jelas kami tidak sedang mencari permintaan maaf, apalagi recehan.

Saya pikir persepsi ini masih akan melekat dalam waktu yang cukup lama mengingat masih banyak wanita-wanita berjilbab yang datang kerumah-rumah untuk mencari sumbangan.

Thursday, June 7, 2007

Kalau Ujian Ga Belajar...

Hari ini UAS mata ajar Ilmu Sosial Politik, tapi semaleman ga belajar. Bagaimana mau belajar, aku semaleman mengedit makalah yang deadlinenya hari ini. Sebenernya proses perencanaan pengeditan sudah berlangsung beberapa hari ini, tapi berhubung komputer di rumah yang suka error dan susah diajak kerjasama, akhirnya proses pengeditan yang sebenernya baru dijalanin semalem.

Seperti yang tadi sudah dibilang, komputer di rumah susah diajak kerjasama, ga paham kalo yang punya lagi dikejar-kejar deadline. Mulai mengedit dari ba'da maghrib baru selesai jam 8 pagi. Iya..jam 8 pagi, ya..prosesnya diselingi tidur 4 jam, makan, minum, main game di HP sebentar dan penyiksaan-penyiksaan terhadap komputer tersebut. Gimana ga disiksa? orang lagi asik-asik ngetik tiba-tiba nge-hang atau keyboard ga berfungsi, dipencet-pencet huruf tetep ga mau muncul, pas mau nge-print ternyata printer belum ke-install --emang baru seminggu yang lalu ni komputer di install ulang-- giliran udah keinstall tiba-tiba hang, di restart gantian monitor yang ga mau nyala. Kayanya satu set PC kerjasama untuk bikin aku meradang menerjang. Tapi luka dan bisa kubawa berlari, maksudnya...ga mau kalah dengan si komputer yang kejam, aku juga lebih kejam, mulai dari mouse yang kubanting-banting diatas keyboard, tuts yang ku tabok-tabok --bukan dipencet-pencet lagi-- sampai restart berkali-kali dengan memencet tombol pake jempol kaki, termasuk bumbu sumpah serapah yang ga enak didenger. Saking keselnya sama komputer dan ansietas menjelang ujian, aku sampe sedih banget pengen nangis, anehnya ga ada air mata yang keluar.

Akhirnya aku menang juga, makalah selamat sampai keluar dalam bentuk hard copy. Tapi dateng kekampus H-beberapa menit sebelum ujian tanpa persiapan apa-apa. Cuma modal tawakkal doang. Hasilnya ya menang...menanggung malu..Iya..pas ujian dimulai, kita semua mulai buka soal aku menemukan keanehan di lembaran soalku. Soal dimulai dari no 9, bolak-balik lembaran lain tetep ga nemu no 1 nya, ngelirik temen sebelah semua ada soal nomor 1 nya. Akhirnya aku maju ke depan bilang ke dosen "pak, soal saya ga ada nomor satunya..." eh..sambil lapor sambil liat soal dan baru sadar, ternyata soal no1 sampe no 8 ada di balik cover --fotokopi bolak-balik -red-- wa.. malunya bo..udah lapor minta soal yang baru ternyata ada..anak-anak yang dibarisan depan pada ngetawain. Dan pak dosen dengan enaknya bilang "makanya..baca dulu sebelum bertanya...", anak-anakpun tambah girang ketawanya

Tuesday, June 5, 2007

Blog-ku Yang Mati Suri

Udah lama rasanya ga nge-blog, padahal ada banyak hal di otak yang pengen ditulis tapi entah kenapa kalau udah di depan komputer jadi bingung sendiri. Apalagi sekarang lagi UAS, jadi mesti nyisihin waktu buat belajar -biasanya engga..he..he..- apalagi mba yang suka bantuin dirumah pulang kampung. Beliau emang suka pulang kampung disaat yang ga tepat. Dulu pernah pulang kampung pas aku abis operasi di tangan, padahal saat itu bantuannya bener-bener dibutuhin. Sekarang pulang pas lagi UAS..hm..jadi mesti mikir pekerjaan rumah juga di samping mikir belajar -meskipun akhirnya mikir doang tapi ga dijalanin-.

UAS juga berefek pada popularitas komputer di perpus. Biasanya antrian panjang ini engga. Popularitasnya jadi menurun drastis. Bahkan anak-anak yang lewat ngeliat aku nge-net, ngetok-ngetok kaca berusaha nyuruh aku pulang, ada yang bahkan sampe bilang "tobat lo..tobat" emang aku lagi berbuat maksiat apa?, kalo abis ngenet ni komputer perpus cpu-nya kubawa pulang tuh baru bilang "tobat lo..tobat" kalo perlu tambahin "ingat azab ALLAH sangat pedih .."

Udah ah..cuma posting begini doang..maaf kalo ga penting, cuma untuk menjaga konsistensi pengunjung site ini...

Monday, May 28, 2007

Calon Gubernur vs Jagoan

Seorang calon gubernur jakarta -kita sebut Mr.X- ditanya oleh seorang wartawan

wartawan : bagaimana pak, apakah bapak optimis akan memenangkan pilkada Jakarta nanti?

Mr X : anak kecil juga tau yang namanya 16 lawan 1 ya pasti menang 16

wa..ha.. kasian banget deh ni calon gubernur yang sampe sekarang wakilnya adalah tugu monas ini, segitu memperhitungkan si 1 padahal dia udah ber-16, sampe ngasi jawaban aneh begitu padahal.....

kita semua tahu yang namanya anak kecil ga ikutan nyoblos pilkada jakarta nanti, dan kita semua juga tahu -apalagi yang biasa nonton film india atau film mandarin- kalo yang namanya jagoan biasanya sendirian, yang banyak itu penjahat yang bisanya main keroyokan, dan yang namanya jagoan.... itulah yang akan menang...

PS: dialog calon gubernur dan wartawan diatas adalah kisah nyata, meskipun redaksionalnya tidak begitu sama persis

Wednesday, May 23, 2007

Antara Aku, Ika dan Eragon

Di suatu malam di perjalanan pulang dari kampus, aku pulang bersama seorang teman, ika namanya. Dia dibonceng di belakang.

ika: "kalo tau mau pulang bareng lw, gw bawa cd-nya eragon-nya.."

aku: "mau kemana ka?" minta diulang karena ga denger

ika: "video ezy ngembaliin eragon"

aku: "dimana? video apaan?"

ika: "eragon"

aku: "o..iya rumah era kan di kopassus ya, jadi ntar lw tinggal jalan kaki.." masih ga nyambung dengan obrolan, kupikir ika manggil temen kita era dengan sebutan eragon

ika: -bingung- "bukan, gw mau ke video ezy di depan gunadarma itu loh.."

aku: "minjem video apa?" masih ga nyambung juga

ika: "eragon"

aku: "eragon?" masih bingung

ika: "iya..tentang naga driver gitu.."

aku:"ooo..eragon...emangnya ada filmnya? tentang penunggang naga gitu kan?" akhirnya nyambung juga, takjub karena baru tau eragon ada filmnya

ika: "udah lama kali..cd-nya aja udah keluar...iya trus naganya namanya saphira.."

kita berdua ketawa bareng karena ngerasa lucu dengan nama naganya eragon, akhirnya aku nyambung juga

aku: "kalo di film arya kaya gimana ka, kan kalo di buku kan diceritainnya cakep, anggun, ya kaya kebanyakan elf-lah, kaya elf di film Lord Of The Ring"

ika: "biasa aja ah..ga cakep-cakep banget, lw tau dari mana pe? buku?"

aku: "iya..aku tuh tau eragon dari baca bukunya"

ika: "hah? emang eragon ada bukunya?" gantian ika yang takjub, denger eragon ada bukunya

aku: "udah lama kali..buku kedua aja udah keluar.."

ika: "baru tau gw"

aku: "ha..ha..gw juga baru tau eragon ada filmnya, lw baru tau eragon ada bukunya, yang nora' tu elo apa gw sih?"

akhirnya kita berdua ketawa lagi

Kekerasan dan Jalan Raya

Biasanya kalau sedang berkendara di jalan, saya suka iseng-iseng melihat sticker yang ditempel di belakang kendaraan lain. Sticker-stickernya bermacam-macam, ada yang membuat tersenyum, biasa aja, ada juga yang menunjukkan kebrengsekan pengendaranya. (ups.. sorry kalo kasar)

Ada sticker yang bertuliskan "tolong jangan tilang saya pak polisi, saya orang kere" atau "lagi nyamar jadi orang miskin" dan membuat saya tersenyum setelah membacanya. Ada pula yang memberi peringatan "kalau anda bisa membaca tulisan ini berarti anda terlalu dekat" waktu itu sedang macet, jadi pantaslah kalau saya berada tepat di belakangnya. Meskipun biasa sticker bertulisan "yang pinjam isi bensin" menggambarkan isi hati pemiliknya, mungkin dia memiliki keluhan yang sama dengan saya perihal "tukang minjem yang kurang berperasaan" hanya saja saya kurang konkrit dalam menyampaikan keluhan saya hingga tidak sampai menunjukkanya dalam sebuah sticker. Saya menyimpulkan bahwa yang punya kendaraan cukup brengs*k (sekarang di sensor) waktu saya melihat sticker bergambar pisang yang "tidak biasa" dan telah dikupas separuh dengan tulisan pelengkap "pisang segar". Lewat kebiasaan ini pula saya mendapat kesimpulan bahwa sebagian besar anak UI memiliki sticker Ui di motor atau mobilnya, termasuk saya he..he..

Sticker yang saya baca hari ini cukup mengusik saya. Tulisannya "awas! nabrak gua, gua hajar" Saya jadi berpikir "serem juga ni orang, perkara ditabrak aja bisa bikin dia hajar-hajaran" Saya jadi mengingat kejadian beberapa tahun lalu, entah ada kejadian apa sebelumnya tiba-tiba ada sebuah motor berhenti dan menghalangi sebuah angkot sehingga membuat angkot terpaksa berhenti. Si pengendara motor turun kemudian mengambil batu besar, kira-kira sebesar batu bata, dari trotoar terdekat dan langsung mengacungkannya ke arah sopir angkot, dia hendak memukul sopir angkot tersebut dengan batu besar tersebut. Sebelum insiden itu terjadi, polisi datang dan si pengendara motorpun segera pergi. Kejadian hajar-hajaran seperti ini banyak sekali terjadi di jalan raya jakarta. Menurut saya kejadian ini bisa terjadi karena sebagian besar pengendara memilki emosi seperti si pemasang sticker.

Haruskah jalan raya dipenuhi dengan kekerasan?

Ayo Jawab Teka-teki..

Dengan setting diskusi tugas kuliah Pengantar Kesehatan Masyarakat yang memusingkan dengan data yang kurang, lagian udah beberapa hari tidak posting apa-apa akhirnya kuputuskan untuk posting teka-teki..

Aku memiliki mata

Tapi aku tidak dapat melihat

Kalau sesuatu dariku dihilangkan, aku berada di Italia

Siapakah aku?

Ayo jawab, ini teka-teki buatanku sendiri lho...Tapi ga ada hadiahnya...

Wednesday, May 16, 2007

Mba dan Ibu Jutek di Ranah Pelayanan Publik

Survei membuktikan bahwa hampir sebagian besar wanita di sektor pelayanan publik itu tidak ramah, jutek bahkan tukang ngomelin orang. Misalnya mba-mba di penukaran koin kantin FKM UI, ibu-ibu penjaga perpustakaan SMA 39 dan perpustakaan FIK, dan ibu-ibu di bagian pendaftaran Pusat Kesehatan Mahasiswa (PKM) UI. Padahal selain para wanita itu ada pria-pria yang melakukan pekerjaan yang sama tapi keramahan mereka jauh berbeda. Kalau aku ngobrolin masalah ini dengan teman-teman hampir bisa dipastikan yang kudapat adalah respon setuju dan sepakat "bener di, di perpus sma gw dulu juga" atau "ya di..kenapa ya.." Padahal sebagai seorang yang bekerja dalam bidang pelayanan akan banyak bertemu dengan orang maka keramahanpun harus dikedepankan biar orang tidak kapok dan mau jadi customer lagi.

Survei juga membuktikan, dengan kejutekan dan ketidakramahan mereka, orang-orang yang menggunakan pelayanan itupun jadi bete dan cenderung menghindar. Pernah ada seorang cewek yang bisik-bisik ke temannya waktu mau menukar koin di kantin FKM "eh kita tuker koinnya di mas-masnya aja ya.." atau ada beberapa mahasiswa yang memilih datang ke perpus setelah ibu-galak-penjaga-perpus pulang. Kalau sudah begini yang rugi kan instansi yang mempekerjakan mereka. Anehnya yang bapak-bapak dan mas-mas biasanya baik-baik, misalnya satpam SMA 39 yang hampir selalu ngeledekin aku waktu sampai di sekolah pas gerbang mau ditutup, satpam FIK yang belum lama dinobatkan jadi karyawan favorit versi mahasiswa atau bapak penjaga perpus yang baiknya berbanding jauh kaya bumi dan langit dengan si ibu-galak-penjaga-perpus.

Kenapa ya? waktu aku tanya ini ke kakakku di rumah, dia jawab "itu soalnya lo cewek de'..kalau lo cowok pasti sikap mereka beda.." Emang iya?..berhubung aku tidak bisa, tidak mau, tidak boleh dan tidak berminat ganti kelamin, sampai saat ini aku belum dapat jawabannya.

Tuesday, May 15, 2007

Depok dan Jakarta Sama Kejamnya

Tanggal 12-16 Mei 2007 ini Senat Mahasiswa FIK UI Departemen Kajian Profesi (KAPROF) mengadakan acara besar yang melibatkan mahasiswa keperawatan dari seluruh Indonesia. Acara ini dibuka dengan aksi mahasiswa dalam rangka Hari Perawat Internasional tanggal 12 Mei kemarin. Teknisnya aksi ini diawali dengan jaring aspirasi masyarakat umum yang ada di stasiun-stasiun. Jadi peserta aksi dibagi berkelompok-kelompok untuk turun di stasiun yang berbeda dan naik lagi menuju stasiun Juanda dan melanjutkan aksi kita di Monas dan berakhir di HI.

Sebagai tuan rumah, mahasiswa UI diinstruksikan untuk menjaga, mengarahkan kalau perlu melindungi peserta dari luar Jakarta. Mengingat naik KRL ekonomi bukanlah barang mudah, jangankan orang dari daerah, orang Jakarta saja belum tentu pernah naik KRL ekonomi, misalnya orang rumahku. Dari FIK mereka (orang daerah -red) sudah diingatkan untuk menjaga barang bawaan masing-masing bahkan kita yang anak UI disuruh membuat border di dalam kereta untuk melindungi anak-anak daerah itu.

Tapi manusia hanya bisa berencana. Baru sampai di stasiun Pondok Cina (Pocin), -ini berarti peserta aksi baru jalan kaki dari kampus FIK Depok ke stasiun Pocin yang jaraknya sekitar 500m- sudah ada keluhan dari mahasiswa Lampung bahwa HP Samsung miliknya hilang. Panitia dan peserta dari UI-pun jadi merasa tidak enak hati, banyak yang berusaha me-miskol nomor HP mahasiswa Lampung tersebut. Tapi yang namanya usaha belum tentu ada hasilnya, HPnya tetap tidak ditemukan, kalau sudah begini tinggal menanamkan kunci zuhud dalam hati, "aku tahu rizkiku tak mungkin diambil orang lain karenanya hatiku tenang".

Kata pertama yang kuucapkan waktu aku mendengar kabar kehilangan ini adalah "yah welcome to the jungle" mau gimana lagi? HP sudah ditangan orang lain, untung aku bukan berkata "siapa suruh datang jakarta". Jadi ingat alamat yang Rizal tulis di profilenya di yahoogroups "Jakarta, kota yang kejam nak" . Eh tapi tunggu dulu...pocin kan belum masuk Jakarta, masih di Depok, jadi sepertinya kita harus bikin ungkapan baru lagi "Depok dan Jakarta, sama-sama kota yang kejam nak"

Thursday, May 10, 2007

Sedikit Gokil di Grand Opening PEMIRA FIK UI 2007

Akhirnya Grand Opening PEMIRA FIK UI terlewati juga. Berhubung ini adalah pengalaman keduaku, rasa grogi dan takut tidak sebesar dulu, setahun yang lalu. Secara garis besar, acaranya berjalan cukup lancar meskipun dimulai dengan sangat ngaret dengan kandidat anggota BPM yang hampir semuanya datang terlambat, kecuali aku yang datang pertama diantara semua kandidat.

Penyampaian visi dan misi berjalan cukup baik, kalau ada kata-kata yang agak keseleo dikit ya wajarlah. Yang paling berkesan adalah waktu persembahan dari tim sukses. Dari semua kandidat yang memberi persembahan adalah tim sukses atau campaign manager-nya, sekali lagi, kecuali aku. Yang tampil buat persembahan kemarin adalah aku sendiri-secara akhir2 ini gw jadi banci tampil- baca puisi doang sih, jadi nostalgia jaman dulu waktu sma suka didaulat untuk baca puisi di depan kelas. Meskipun puisinya tidak orisinil tapi lumayan heboh dan bikin penonton, lebih tepatnya panitia dan tim sukses masing-masing kandidat karena emang cuma orang-orang itu yang dateng, tertawa.

Puisinya begini..

AKU

Kalau sampai waktuku

Ku mau semua orang mencoblos fotoku

Termasuk juga kau

Tak perlu ragu bimbang itu

Aku ini mahasiswa teladan

Dari fakultas pilihan

Walau rasa takut menyelimutiku

Aku tetap meradang menerjang

Segala potensi kubawa berlari

Hingga hilang grogi dan ngeri

Dan aku lebih bersemangat lagi

Aku ingin jadi anggota BPM lagi!!!

Kalau membayangkan baca puisi kemarin aku masih tersenyum-senyum sendiri. Respon penonton? jangan ditanya, ada yang bilang "gokil di!", atau "gile kreatif banget lw di" atau ada yang ngiri ga bisa puisi kaya aku "emang CMnya kemana sih ko tampil sendiri" dan komentar yang paling menyenangkan adalah yang kudengar pagi ini "kayaknya yang paling berkesan kemarin ludi doang deh" Heh..heh..heh...*ketawa gaya penjahat-penjahat di film kungfu jadul*

Yah sekarang tinggal pikirkan roadshow ke kelas-kelas. PEMIRA FIK 2007 I'm coming....*semangat gaya spiderman tapi ga pake celana dalem di luar*

Tuesday, April 17, 2007

Tolong, Tutupi Bagian Menjijikan Anda

Apa tujuan anda berpakaian? Kalau pertanyaan ini ditujukan untuk seorang muslim mungkin sebagian besar jawabannya sama, menutup aurat. Dulu, kayanya jaman SD deh, kita diajarkan bahwa tujuan manusia memakai pakaian adalah untuk menjaga kesopanan, melindungi tubuh, kesehatan dan lain-lain. Pernah ada yang bilang tujuan lain memakai pakaian adalah untuk menutupi bagian yang menjijikan. Waktu pertama kali dengar pendapat ini aku tidak setuju. Tapi ternyata akhir-akhir ini aku mulai sepakat dengan pendapat ini.
Gaya berpakaian orang Indonesia selalu berubah, banyak yang dipengaruhi dari budaya orang lain. Bahkan kadang dipengaruhi drama Korea yang ditonton, jaman full house, cewek-cewek gaya berpakaiannya mirip Zhi En, tapi begitu Princess Hour yang in gaya berpakaianpun jadi mirip Cha Kyeong.
Sekarang ini orang-orang tidak lagi memakai celana di pinggang tapi lebih rendah lagi. Kaos ketat setinggi perut dan jeans yang "g nyangkut" di pinggang adalah pakaian sehari-hari banyak orang. Kalau duduk atau nungging sedikit, maka pinggang belakangpun terbuka. Akhir-akhir ini bahkan lebih parah lagi, boro-boro duduk atau nungging, jalan biasa aja "macem-macem" keliatan.
Karena pendeknya baju dan mete-mete --pinjem istilahnya mama-- nya celana, kalau duduk bukan hanya pinggang yang terlihat tapi lebih banyak lagi, sampai belahan pant*t juga kelihatan, sungguh bukan pemandangan indah. Pemandangan seperti ini, asal kalian tahu saja wahai para pelaku, sangat tidak menyenangkan, bahkan menjijikan. Biasanya kalau sudah kaya gini, orang-orang yang dibelakang yang jadi gelisah dan tidak konsen kuliah --kalo kejadiannya di ruang kelas-- Walaupun dosen ada jauh di depan tetap saja, kadang kita perlu menunduk, dan pemandangan pant*t menjijikan itupun tidak terhindarkan.
Ternyata benar, kenapa kita diwajibkan menutup aurat dengan berpakaian karena memang bagian-bagian itu memang perlu ditutup, dan salah satunya adalah untuk menutupi "aura menijikan"nya.

Friday, April 13, 2007

AKU RINDU PADA ZAMAN ITU

Aku rindu pada zaman itu
ketika halaqah adalah kebutuhan, bukan hiburan apalagi sambilan
Aku rindu pada zaman itu
ketika membina adalah kewajiban, bukan pilihan
apalagi beban yang memberatkan
Aku rindu pada zaman itu
ketika dauroh menjadi kebiasaan, bukan sekedar pelengkap program yang
dipaksakan
Aku rindu pada zaman itu
ketika mengisi dauroh di puncak, dengan ongkos ngepas dan peta tak jelas
Aku rindu pada zaman itu
ketika tsiqoh mejadi kekuatan, bukan keraguan apalagi kecurigaan
Aku rindu pada zaman itu
ketika nasihat mejadi kesenangan, bukan suudzon dan menjatuhkan
Aku rindu pada zaman itu
ketika hadir di liqo aadalah kerinduan, bukan agenda yang membosankan
Aku rindu pada zaman itu
ketika terlambat di liqo adalah kelalaian, bukan kebiasaan yang tak
ada kesan
Aku rindu pada zaman itu
ketika hadir di liqo selalu membawa Qur'an terjemahan dan sedikit hapalan
Aku rindu pada zaman itu
ketika tengah malam pintu diketuk untuk mendapat berita dan kumpul
subuh harinya
Aku rindu pada zaman itu
ketika akhwat dan ikhwan berpapasan, saling menunduk dan menjauh
Aku rindu pada zaman itu
ketika para akhwat keluar dari sekolah karena jilbab-jilbab mereka
Aku rindu pada zaman itu
ketika seorang akhwat kabur dari rumah ketika akan walimah, karena
takut akan ikhtilat di hari pestanya
Aku rindu pada zaman itu
ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan apalagi hujatan
Aku rindu pada zaman itu
ketika amar adalah ketaatan, bukan perbincangan dan pelecehan
Aku rindu pada zaman itu
ketika para ikhwah sangat ketat menjaga pandangan
Aku rindu pada zaman itu
ketika kampus benar-benar markas halaqah aktivis
Aku rindu pada zaman itu
ketika nasyid ghuroba menjadi lagu kebangsaan
Aku rindu....... ..
Ya Allah....... . jangan Kau buang kenikmatan berda'wah dari hati-hati ini
Ya Allah....... . jangan Kau hilangkan keasyikan berjamaah dalam hidup ini
(buat jiwa-jiwa yang futur)
Abu Syahid Abu Faris

Wednesday, April 11, 2007

Sebuah Nyawa Menghilang di Supermarket

Hari ini, setelah sekian lama, aku membuka detik.com, ada sebuah berita yang tidak disangka-sangka. Di samping berita tentang IPDN, ternyata ada berita lain, masih tentang hilangnya nyawa seseorang. Seorang anak umur 3 tahun meninggal di supermarket carrefour mangga dua square dengan cara yang cukup tragis kupikir, tertimpa rak berisi bola setinggi 5 meter. Kejadiannya hari ahad kemarin tanggal 8 April 2007.


Bocah ini meninggal saat ikut orang tuanya belanja, ya ..belanja. Hal yang biasanya bagi perempuan adalah ritual yang menyenangkan dan memiliki tingkat bahaya yang sangat rendah-jika dompet kosong tidak dihitung- Aku tidak membayangkan bagaimana perasaan orang tuanya, menyadari buah hati mereka meninggal dengan tiba-tiba, disaat yang tidak disangka-sangka, di hari dan tempat dimana seharusnya mereka berbahagia. Sama seperti aku tidak membayangkan bagaimana perasaan orang tua Cliff Muntu, pelajar IPDN yang baru-baru ini meninggal, menerima jenazah anaknya di rumah, anak yang mereka titipkan di sebuah instansi pendidikan untuk belajar.-jadi inget kata-kata mama waktu aku cerita Lusi meninggal keserempet kereta waktu berangkat ke kampus-

Di artikel lain, detik.com memperingatkan para orangtua agar lebih memperhatikan anak mereka. Anak adalah amanah, bukan hadiah. Kita semua akan diminta pertanggungjawabannya dalam mendidik anak kita kelak di hadapan Allah SWT.


Kematian akan mendapatkan kita, meskipun kita ada dibalik benteng yang tinggi lagi kokoh. Tidak seperti film Final Destination, yang sepanjang cerita isinya adalah heboh-heboh menghindari kematian, kematian tidak bisa ditunda ataupun dimajukan. Di balik benteng yang tinggi lagi kokoh saja bisa apalagi di dalam supermarket.

PS:

Lusi adalah temen deketku, mahasiswa FIK 2005 yang meninggal karena keserempet kereta jurusan bogor di semester 2 dia kuliah.

Wednesday, March 28, 2007

Guna Duit Seceng Di Jaman Sekarang Ini

Sudah beberapa bulan ini klakson motor gw tidak berfungsi dengan baik. Sebenernya masalah bukan pada klaksonnya tapi pada sistem kelistrikan motor yang kurang baik. Entah dari aki atau sekring.

Padahal klakson lumayan penting juga dalam perjalanan, terutama kalo mau nyalip atau ada sesuatu yang yang menghalangi dan tidak sadar kalau dia menghalangi (apa coba?) Biasanya gw cari jalan aman yaitu tidak usah membunyikan klakson sekalian atau kalau sudah mendesak terpaksa pake anggota tubuh ciptaan 4WI yang selama ini sudah terbukti berfungsi dengan baik alias mulut beserta apa-apa yang menyertainya untuk teriak "woi..ada motor nih" atau "woi..minggir klaksonnya mati nih" dan biasanya cara yang belakangan cukup berhasil.


Akhirnya penantian klakson gw berujung dengan happy ending. Kemarin motor dibawa ke bengkel resmi buat di servis. Masalah klaksonpun ikut dibawa-bawa. Hasilnya sungguh tidak dinyana tidak diduga, sore hari pas motornya mau bayar servis ke mba2 resepsionis -atau apalah itu namanya-


mba2: "cuma ganti sekring mba seribu"

gw: (g percaya dengan fungsi pendengaran yang emang punya riwayat g baik) "ha? seribu?"

mba2: "iya kanvas rem-nya (rem belakang juga sudah ga makan-red) g diganti"

gw: (masih g percaya dan ngintip dikit bonnya buat ngecek) "ya mba saya kirain kanvas remnya da mesti diganti"


Setelah transaksi selesai gw pun pulang sambil masih terheran-heran. Seribu? kata Mas Kardi--sepupu gw-- sekring yang bagus 40ribuan. Berarti daftar "Guna Duit Seceng Di Jaman Sekarang Ini" bertambah panjang. Yang lebih penting dari itu semua, it works!! Di perjalanan pulang, tidak betah ngeliat motor lelet tapi menuh-menuhin jalan, naluri nyalip gw muncul. Karena jalannya satu jalur dua arah dan seperti tadi yang udah dibilang -mudah-mudahan kalian menyimak- motor lelet itu menuh-menuhin jalan jadi gw harus mengeluarkan senjata--ampuh buat menyingkirkan ibu-ibu dan wanita tua tapi kadang nggak ampuh buat anak kecil yang lagi lari-larian apalagi kambing P'Umar yang nyari makan sehari-harinya di kuburan dari pinggir jalan-- yang selama ini mati suri.


Tiin...aje gile...bunyinya nyaring banget, gw yang punya sampe ikut kaget juga!! bahkan lebih nyaring dari tangisan Afaf yang ogah gw cium tapi tetep gw cium secara paksa!!! Waah selamat datang kembali bunyi klansonku, selamat datang di jalan raya yang kejam ini *menyeringai*

jejak kelicikanku..

Dulu, waktu aku masih kelas 6 SD, kita sekelas diberi tugas oleh guru KTK untuk menghias kendi. Aku bermaksud untuk menghias kendi dengan menempeli permukaannya dengan biji-bijian yang diatur sehingga menjadi gambar bunga.

Akhirnya siang itu, aku dan teman dekatku waktu kelas 6 SD, Utami, pergi mencari biji-bijian berwarna merah. Lokasi pohonnya sekitar 500m dari rumah --mudah-mudahan bener, maklum g bawa meteran-- Waktu kita lagi asik mungutin biji-bijian yang pada berjatuhan di tanah, tiba-tiba ada seorang bapak mengendarai motor menghampiri kami.

Dia bertanya pada kita, "de, kolam renang tirta yudha dimana sih?"

Kita -gw lupa tami pa gw sebenernya- jawab "disana pak -sambil nunjuk arah yang dimaksud- trus masuk ke dalem"

Sebenernya percakapan berikutnya aku agak lupa tapi kira-kira begini

bapak2: ya nih keponakan saya mo minta diajarin naik motor, tapi sekarang anaknya lagi berenang

kita b2: ooh..

bapak2: lw berdua lagi ngapain? ikut gw aja yuk anterin ke sana

kita berdua jadi bingung dan takut diculik sama ni bapak2

aku: bapak saya kantornya deket situ, dan belom pulang, ntar kalo kita ketemu saya takut dimarahin

bapak2: ntar gw kasih uang deh

seperti umumnya semua orang di dunia ini yang mudah tergiur dengan 4 kata itu, kita berduapun memiliki reaksi yang sama dan mulai berubah pikiran

Akhirnya singkat cerita kita berdua mau untuk nganterin bapak itu ke kolam renang. Tibalah saat kita mesti naik motor bapak itu. Dan kita berdua menemui permasalahan "siapa yang mo duduk di tengah?" (duduk di tengah berarti duduk tepat di belakang bapak itu -red)

Setelah kita berdua berdebat karena ga ada yang mau duduk di tengah, akhirnya kita sepakat untuk suit buat menentukan, yang kalah bakal duduk di tengah.

tu..wa.. ga..suit, ternyata aku yang kalah. Akhirnya aku naik ke motor duluan, tapi.. aku langsung duduk mundur ke belakang sedemikian ripa sehingga tidak ada space lagi buat orang lain duduk di belakangku. Utami yang ngeliat keadaan itupun jadi bingung

tami: majuan pem

aku: ga mau ah

tami: majuan cepet

Aku tetep kekeuh ga mau maju, akhirnya dengan gaya pasrahnya Utamipun menyerah dan duduk di tengah walaupun nyata-nyata dia menang suit tadi. Dan akupun tersenyum penuh kemenangan.

Kalau ingat tentang kisah ini, aku pasti berpikir "licik banget gw ya?.."

Monday, March 26, 2007

Akhirnya bisa juga....

Bismillahirrahmaanirrahiim ini blog pertama ku di blogspot.
Sebenernya bingung juga mo nulis apa...
mmhh.. kenapa dinamain pemikirulung?
sadarkah kalian nama depanku "pemi" jadi ditambahin deh belakangnya..
dari pada "peminta-minta" atau "pemiliksenyumindah" -yg belakangan gw sebut pasti langsung elo-elo pade g setuju kan?- yah kayanya pemikirulung yang paling bisa mewakili -???-
by the way, terima aja lah...