Monday, December 17, 2007

Bahkan Tahi Burung Juga Kompensasi

Pertama kali terkesan dengan kata kompensasi waktu kenaikan kelas 3 SMA dulu. Seorang teman tidak beruntung karena nilai fisikanya jelek padahal dia ingin sekali masuk IPA, orangtuanya juga berharap demikian. Akhirnya temenku ini dateng kerumah gur fisikanya dan mencoba melobi agar gurunya ini mau menaikkan nilainya. Guru fisikanyapun bersedia, tapi dengan syarat "ya..asal ada kompensasinya...kamu ngerti kan?" Karena temanku tidak mau memberikan kompensasi sesuai dengan yang guru itu minta, akhirnya tahun terakhirnya di SMApun dihabiskan di kelas IPS.

Tahun 2005 juga Indonesia dihebohkan dengan kompensasi. Pemerintah membuat kebijakan untuk mengurangi subsidi BBM dan mengalihkannya ke tempat lain. Alhasil harga BBMpun melambung. Subsidi BBM yang dialihkan, kemudian disebut kompensasi, juga membuat kehebohan di beberapa tempat. Beberapa berita menyebutkan terjadi kerusuhan kecil atau desak-desakan yang diikuti lauka-luka di beberapa lokasi tempat dana kompensasi dibagi.

Begitulah hidup ini, segala hal memang ada kompensasinya. Mau masuk surga, kompensasinya ya kita harus bertaqwa agar Allah juga akhirnya berkenan memberikan rahmatNya. Mau kaya, kompensasinya harus giat cari uang --atau giat cari suami kaya. Mau pinter harus belajar --Tuk Bayan Tula aja tau. Sampe mau kurus juga ada kompensasinya, betapa banyak cewek-cewek yang masuk rumah sakit karena cara dietnya yang tidak sehat.

Hal-hal sederhana dalam kehidupa sehari-haripun tidak terlepas dari perkara kompensasi ini. Seperti biasa, kalau aku cari tempat parkir, biasanya cari yang "adem", yang terlindung dari sinar matahari langsung. Parkiran di kampus tidak ada atapnya maka tempat yang adem adalah di bawah pohon. Nah, disinilah letak kompensasinya. Karena di bawah pohon, seringkali jok motorku kena tahi burung yang b*rak di atas pohon, pernah sampe 3 buah, eh potong, eh apaan sih satuannya mestinya? Kalau sudah begini bakal repot banget, mesti cari cewek-cewek yang bawa tisu (aku bukan jenis cewek yang begini), basahin tisunya dan mulai membersihkan. Bahkan repot yang kurasakan juga kompensasi yang harus kubayar agar rok atau bajuku tidak kena najis itu.

No comments: